NO
|
KETERANGAN
|
SUMBER
|
NAMA WILAYAH
|
|
SULTRA
|
KEPTON
|
|||
1
|
LUAS WILAYAH
|
https://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tenggara
|
38140
|
|
https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Buton
|
|
4408
|
||
2
|
CURAH HUJAN
|
https://sultra.bps.go.id/statictable/2018/01/25/304/-jumlah-curah-hujan-menurut-bulan-dari-stasiun-pengamatan-di-provinsi-sulawesi-tenggara-mm-2016.html
|
2113,3 mm pertahun
|
|
https://sultra.bps.go.id/statictable/2018/01/25/304/-jumlah-curah-hujan-menurut-bulan-dari-stasiun-pengamatan-di-provinsi-sulawesi-tenggara-mm-2016.html
|
|
2063,8 mm pertahun
|
||
3
|
POTENSI AIR
|
|
|
|
|
|
|
||
4
|
ANAK SUNGAI
|
https://fitriwardhono.wordpress.com/2011/09/27/potret-umum-provinsi-sulawesi-tenggara/
|
18 anak sungai
|
|
|
|
|
||
5
|
SITU
|
|
|
|
|
|
|
||
6
|
DAERAH IRIGASI
|
https://www.covesia.com/archipelago/baca/8960/26-500-hektare-sawah-sultra-belum-miliki-jaringan-irigasi
|
121.000 Ha
|
|
https://www.covesia.com/archipelago/baca/8960/26-500-hektare-sawah-sultra-belum-miliki-jaringan-irigasi
|
|
29.500 Ha
|
||
7
|
LUAS SAWAH
|
https://fitriwardhono.wordpress.com/2011/09/27/potret-umum-provinsi-sulawesi-tenggara/
|
18.000 Ha.
|
|
|
|
|
||
8
|
PANJANG PANTAI
|
https://bangwilsultrablog.wordpress.com/2016/05/29/sulawesi-tenggara/
|
1740 km
|
|
|
|
271,99 km
|
Minggu, 30 Desember 2018
Tugas 1 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Minggu, 16 Desember 2018
Tugas 8
Minggu,
09 Desember 2018
Tugas 8
Infrastruktur Keairan
Infrastruktur Keairan
1. BANGUNAN PENGATURAN SUNGAI
Di dalam perencanaan sungai terdapat berbagai macam pekerjaan sipil yang
dilaksanakan, antara lain pembangunan sistem pengamanan banjir, pembuatan
bangunan sadap untuk berbagai kebutuhan akan air,u saha-usaha pelestarian
alam dan lingkungan hidup,ataupun perbaikan alur sungai untuk mendukung
keamanan lalu lintas sungai. Pada umumnya perancangan bangunan sungai dilakukan
untuk menunjang kegiatan perencanaan persungaian, yang dibagi menjadi :
1. perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai,
2. perencanaan pemanfaatan air sungai,
3. perencanaan pengembangan wilayah,
4. perencanaan perbaikan dan pelestarian lingkungan sungai,
5. perencanaan lalu lintas sungai.
Yang dimaksud bangunan sungai adalah semuab angunan yang berkaitan dengan
kegiatan pengelolaan sungai, dapat terletak pada alur sungai, tebing
sungai,ataupun lembah sungai. Bangunan-bangunan sungai tersebut antara lain :
1. bendungan,
2. bendung,
3. tanggul,
4. parapet,
5. pelindung tebing,dan pengendali dasar, dan penahan sedimen,kantong
pasir,pangkal dan pilar jembatan, serta
krib sungai.
Pengelolaan sungai hampir selalu melibatkan masalah pembangunan
bangunan-bangunan sungai. Agar fungsi bangunan yang dibuat dapat sesuai dengan
tujuan pengelolaan sungai maka bangunan tersebut harus dirancang sebaik mungkin,
dengan memperhatikan aspek hidraulika. Perancangan bangunan sungai juga
ditujukan agar bangunan yang dipilih (jenis maupun dimensinya) betul-betul
merupakan bangunan yang tepat untuk
memenuhi sasaran kegunaannya, serta ekonomis.
Tujuan Pembuatan Bangunan Sungai
Suatu bangunan sungai dapat ditujukan untuk berfungsi
lebih dari satu macam, sebagai contoh, bangunan sungai berupa bendungan
dapat ditujukan untuk berfungsi sebagai :
1. pengendali banjir,
2. pembangkit listrik tenaga air,
3. irigasi,
4. perikanan,
5.serta pariwisata.
2. BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN
Usaha untuk memperlambat proses sedimentasi adalah dengan mengadakan
pekerjaan teknik sipil untuk mengendalikan gerakannya menuju bagian
sungai di sebelah hilir. Pekerjaan teknik sipil tersebut berupa pembangunan
bendung penahan (check dam ),
kantong lahar, bendung pengatur ( sabo dam ),bendung konsolidasi serta
pekerjaan normalisasi alur sungai dan pengendalian erosi di lereng-lereng
pegunungan.
1. Bendung Penahan ( check dam )
Bendung-bendung penahan dibangun di sebelah hulu yang berfungsi
memperlambat gerakan dan
berangsur-angsur mengurangi volume banjir lahar. Untuk menghadapi gaya-gaya
yang terdapat pada banjir lahar maka diperlukan bendung penahan yang cukup
kuat. Selain itu untuk menampung benturan batu-batu besar, maka mercu dan sayap
bendung harus dibuat dari beton atau pasangan yang cukup tebal dan dianjurkan
sama dengan diameter maksimum batu-batu yang diperkirakan akan melintasi.
Sangat sering runtuhnya bendung penahan disebabkan adanya kelemahan pada
sambungan konstruksinya, oleh sebab ini sambungan-sambungan harus dikerjakan
dengan sebaik-baiknya.
Walaupun terdapat sedikit perbedaan perilaku gerakan sedimen, tetapi metode
pembuatan desain untuk pengendaliannya hampir sama, kecuali perbedaan pada
konstruksi sayap mercu serta ukuran pelimpah dan bahan tubuh bendung. Untuk
bendung pengendali gerakan sedimen secara fluvial yang bahannya berbutir halus,
mercunya dapat dibuat lebih tipis.
Bahan untuk tubuh beton selain beton dan pasangan batu dapat juga dari
kayu, bronjong kawat, atau tumpukan batu. Sedangkan untuk bendung penahan
gerakan massa biasanya digunakan beton dan pasangan batu. Tipe bendung yang
dipakai adalah tipe gravitasi yang lebih rendah dari 15 m.
2. Bendung Pengatur (sabo dam )
Di samping dapat pula menahan sebagian gerakan
sedimen, fungsi utama bendung pengatur adalah untuk mengatur jumlah sedimen
yang bergerak secara fluvial dalam kepekatan yang tinggi, sehingga jumlah
sedimen yang meluap ke hilir tidak berlebihan.
Dengan demikian besarnya sedimen yang masuk akan seimbang dengan kemampuan
daya angkut aliran air sungainya, sehingga sedimentasi pada daerah kipas
pengendapan dapat dihindarkan.
Pada sungai-sungai yang diperkirakan tidak akan terjadi banjir lahar,
tetapi banyak menghanyutkan sedimen dalam bentuk gerakan fluvial, maka bendung-
bendung pengatur dibangun berderet-deret di sebelah hulu daerah kipas
pengendapan. Untuk sungai-sungai yang berpotensi banjir lahar, maka
bendung-bendung ini dibangun di antara lokasi sistem pengendalian lahar dan
daerah kipas pengendapan.
Jika tanah pondasi terdiri dari batuan yang lunak, maka gerusan tersebut
dapat dicegah dengan pembuatan bendung anakan (sub dam). Kadang- kadang sebuah
bendung memerlukan beberapa buah sub-dam, sehingga dapat dicapai kelandaian
yang stabil pada dasar alur sungai di hilirnya. Stabilitas dasar alur sungai
tersebut dapat diketahui dari ukuran butiran sedimen, debit sungai dan daya
angkut sedimen, kemudian barulah jumlah sub-dam dapat ditetapkan. Selanjutnya
harus pula diketahui kedalaman gerusan di saat terjadi banjir besar dan
menetapkan jumlah sub-dam yang diperlukan, agar dapat dihindarkan terjadinya
keruntuhan bendung-bendung secara beruntun. Penentuan tempat kedudukan bendung,
biasanya didasarkan pada tujuan pembangunannya sebagaimana tertera di bawah
ini:
·
Untuk tujuan pencegahan
terjadinya sedimentasi yang mendadak dengan jurnlah yang sangat besar yang
dapat timbul akibat terjadinya tanah longsor, sedimen luruh, banjir lahar dan
lain- lain maka tempat kedudukan bendung haruslah diusahakan pada lokasi di
sebelah hilir dari daerah sumber sedimen yang labil tersebut, yaitu pada alur
sungai yang dalam, agar dasar sungai naik dengan adanya bendung tersebut.
·
Untuk tujuan pencegahan
terjadinya penurunan dasar sungai, tempat kedudukan bendung haruslah sebelah
hilir dari diusahakan penempatannya di ruas sungai tersebut. Apabila ruas
sungai tersebut cukup panjang, maka diperlukan beberapa buah bendung yang
dibangun secara berurutan membentuk terap-terap sedemikian, sehingga pondasi
bendung yang lebih hulu dapat tertimbun oleh tumpukan sedimen yang tertahan
oleh bendung di hilirnya.
·
Untuk tujuan memperoleh kapasitas
tampung yang besar, maka tempat kedudukan bendung supaya diusahakan pada lokasi
di sebelah hilir ruas sungai yang lebar sehingga dapat terbentuk semacam kantong.
Kadang-kadang bendung ditempatkan pada sungai utama di sebelah hilir muara
anak-anak sungai yang biasanya berupa sungai arus deras (torrent ) dapat berfungsi
sebagai bendung untuk penahan sedimen baik dari sungai utama maupun dari anak-
anak sungainya.
3. BENDUNG KONSOLIDASI
Peningkatan agradasi dasar sungai di daerah kipas
pengendapan dapat dikendalikan dan dengan demikian alur sungai di daerah ini
tidak mudah berpindah-pindah. Guna lebih memantapkan serta mencegah terjadinya
degradasi alur sungai di daerah kipas pengendapan ini, maka dibangun
bendung-bendung konsolidasi (consolidation dam). Jadi bendung konsolidasi tidak
berfungsi untuk menahan atau menampung sedimen yang berlebihan.
Apabila elevasi dasar sungai telah dimanfaatkan oleh adanya bendung-bendung
konsolidasi, maka degradasi dasar sungai yang diakibatkan oleh gerusan dapat
dicegah. Dengan demikian dapat dicegah pula keruntuhan bangunan perkuatan
lereng yang ada pada bagian sungai tersebut. Selanjutnya bendung-bendung
konsolidasi dapat pula mengekang pergeseran alur sugai dan dapat mencegah
terjadinya gosong pasir. Tempat kedudukan bendung konsolidasi ditentukan berdasarkan
tujuan pembuatannya dengan persyaratan sebagai berikut:
·
Untuk tujuan pencegahan degradasi
dasar sungai, bendung-bendung konsolidasi ditempatkan pada ruas sungai yang
dasarnya selalu menurun. Jarak antara masing-masing bendung didasarkan pertimbangan
kemiringan sungai yang stabil.
·
Apabila terdapat anak sungai,
mesti dipertimbangkan penempatan bendung-bendung konsolidasi pada lokasi yang
terletak di sebelah hilir muara anak sungai tersebut.
·
Untuk tujuan pencegahan gerusan
pada lapisan tanah pondasi suatu bangunan sungai, bendung-bendung konsolidasi
ditempatkan di sebelah hilir bangunan tersebut.
·
Untuk menghindarkan tergerus dan
jebolnya tanggul pada sungai-sungai arus deras serta mencegah keruntuhan lereng
dan tanah longsor, bendung-bendung konsolidasi ditempatkan langsung pada
kaki-kaki tanggul, kaki lereng dan kaki tebing bukit yang akan diamankan.
·
Apabila pembangunan sederetan
bendung- bendung konsolidasi dikombinasikan dengan perkuatan tebing, jarak
antara masing-masing bendung yang berdekatan
supaya diarnbil 1,5 – 2,0 kali lebar sungai
1.
Kantong Lahar
2.
Bahan-bahan endapan hasil letusan
gunung berapi atau hasil pelapukan batuan lapisan atas permukaan tanah yang
oleh pengaruh air hujan bergerak turun dari lereng-lereng gunung berapi atau
pegunungan memasuki bagian hulu alur sungai arus deras. Oleh aliran air sungai
arus deras ini bahan-bahan endapan ini bergerak turun baik secara massa maupun
secarafluvial dengan konsentrasi yang tinggi memasuki bagian sungai di sebelah
hilirnya.
Suplai sedimen yang berlebihan akan menimbulkan penyempitan penampang
sungai dan kapasitas alirannya akan mengecil. Di waktu banjir, maka aliran banjir
yang melalui ruas-ruas yang sempit akan meluap dan menyebabkan terjadinya
banjir yang merugikan. Salah satu usaha yang dilaksanakan dalam rangka mengurangi
suplai sedimen ini adalah menampungnya baik untuk selama mungkin atau untuk
sementara pada ruangan-ruangan yang dibangun khusus yang disebut kantong lahar.
Dalam rangka pengendalian banjir lahar, kantong lahar ini merupakan salah satu komponen
sistem pengendalian banjir lahar. Di saat terjadinya banjir lahar, bahan-bahan
yang berukuran besar diharapkan dapat tertahan pada deretan bendung penahan,
sedangkan kantong-kantong lahar
diharapkan dapat berfungsi menahan dan menampung bahan-bahan berbutir lebih
halus (pasirdan kerikil), Dengan demikian suplai sedimen ke bagian hilirnya
akan dapat dikurangi, hingga pada tingkat yang seimbang dengan kemampuan daya angkut
aliran sungai sampai muaranya.
Selanjutnya pada daerah gunung berapi yang masih aktif,
suplai sedimen akan berlangsung secara terus- menerus tanpa berakhir. Dalam
keadaan demikian deretan bendung-bendung penahan dan bendung- bendung pengatur
tidak akan mampu menampung suplai sedimen yang terus-menerus tanpa berakhir, maka
kantong-kantong lahar akan sangat berperanan guna menahan masuknya sedimen yang
berlebihan ke dalam alur sungai, khususnya ke dalam alur sungai-sungai di
daerah kipas pengendapan. Guna meningkatkan fungsi kantong-kantong lahar
biasanya diusahakan supaya kantong senantiasa dalam keadaan kosong, yaitu
menggali endapan yang sudah masuk ke dalamnya. Hasil galiannya biasanya dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan, yang kualitasnya cukup baik , Pada gunung berapi yang masih
aktif dengan periode letusan yang panjang, diperlukan adanya kantong yang cukup
besar, jika perlu dengan membebaskan tanah-tanah yang akan digunakan sebagai
kantong secara permanen. Pada
saat aliran lahar terhenti dan sambil menunggu periode letusan selanjutnya,
kantong dapat dimanfaatkan untuk berbagai usaha pertanian.
Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan
ke seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber airnya, bangunan
utama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori
1. Bendung
2. Pengambilan bebas
3. Pengambilan dari waduk
4. Stasiun pompa
a. Bendung
Bendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang
sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi
muka air sungai. Apabila muka air di bendung mencapai elevasi tertentu yang
dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke
tempat-tempat yang memerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung, diantaranya
adalah (1) bendung tetap (weir), (2) bendung gerak (barrage) dan (3) bendung
karet (inflamble weir). Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi dengan
bangunan pengelak, peredam energi,bangunan pengambilan, bangunan pembilas,
kantong lumpur dan tanggul banjir.
b. Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air
sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan
bendung adalah pada bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan
tinggi muka air disungai. Untuk dapat mengalirkan air secara gravitasi, muka
air di sungai harus lebih tinggi dari daerah irigasi yang dilayani.
c. Pengambilan dari waduk
Salah satu fungsi waduk adalah menampung air pada saat terjadi kelebihan air
dan mengalirkannya pada saat diperlukan. Dilihat dari kegunaannya, waduk dapat
bersifat eka guna dan multi guna. Pada umumnya waduk dibangun memiliki banyak
kegunaan seperti untuk irigasi, pembangkit listrik, peredam banjir, pariwisata,
dan perikanan. Apabila salah satu kegunaan waduk untuk irigasi, maka pada
bangunan outlet dilengkapi dengan bangunan sadap untuk irigasi. Alokasi pemberian
air sebagai fungsi luas daerah irigasi yang dilayani serta karakteristik waduk.
d. Stasiun Pompa
Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upaya-upaya penyadapan
air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi teknis
maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa
adalah investasi awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi dan eksploitasi
yang sangat besar.
Tugas 2
TUGAS II
Meringkas
(pengembangan sumber daya air)
Meringkas
(pengembangan sumber daya air)
Disusun Oleh :
HANDIKA SAPUTRA
116 630 111
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2018/2019
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Pengembangan Sumber Daya Air mempunyai pengertian sebagai
ilmu yang mempelajari tentang Teknik Sumber Daya Air yaitu : tentang cara –
cara memahami kuantitas, kualitas, jadwal ketersediaan dan kebutuhan sumber
daya air serta penanggulangan permasalahan yang ada, sehingga dapat
di-kembangkan pemanfaatan, kelestarian dan pengelolaan sumber daya air tersebut
untuk kesejahteraan kehidupan manusia beserta alamnya.
Tujuannya sudah jelas, bahwa untuk kelanjutan perkembangan
pembangunan. Saya lebih suka disebut sebagai pembangunan berkelanjutan
(sustainabele development). Tapi banyak usaha-usaha dari pemerintah dunia yang
bertentangan dengan hal tersebut. Well, itu pendapat pribadi. Jadi mohon jangan
memasukkan ke dalam referensi anda jika anda membaca tulisan ini.
Untuk pembangunan sendiri, saya mengenal tiga konsep dasar,
yakni pengadaan barang dan jasa melalui berbagai kombinasi faktor produksi,
perubahan sosial dan ekonomi masyarakat, serta hubungan antara manusia dengan
lingkungan.
Dan sebagai pembatas perkembangan, sedikitnya ada lima
faktor, yaitu pendudukan, produksi pertanian, produksi industri, sumber daya
alam dan pencemaran. Kelima hal ini yang dianggap berpengaruh terhadap PSDA.
Jadi yang akan mempelajari PSDA lebih lanjut tentu harus memperhatikan hal-hal
tersebut.
Kembali kepada sumber daya air. Hal yang perlu kita ketahui
bahwa PSDA ini tidak bisa terlepas dari sumber daya alam lainnya. Pengembangan
sumber daya air sendiri pada saat ini hanya 20% dari jumlah yang ada. Kita
dapat melihat pengembangannya dari pemanfaatan waduk, irigasi, air baku,
pengendalian banjir dan sebagainya. Ini yang kita anggap sebagai kebutuhan
aliran air.
PSDA juga mempunyai unsure-unsur pokok tersendiri. Kebutuhan
manusia terhadap air telah mengalami perkembangan untuk berbagai jenis
keperluan. Sehingga kebutuhan air meningkat dan berkembang, sedangkan sumber
daya air masih banyak yang tersedia. Namun menyangkut banyak aspek yang masih
perlu dioptimalkan utnuk menangani permasalahan unsure-unsur pokok PSDA yang
ada.
Permasalahan usnur-unsur pokok PSDA, diantaranya :1. Pengendalian banjir
2. Irigasi dan drainase
3. Sedimnetasi
4. Pengaturan DAS yang menyangkut pencegahan erosi
5. Lalu-lintas air
6. Penyediaan air untuk rumah tangga
7. Listrik tenaga air
8. Peikanan dan kesatwaan
9. Pencemaran
10. Pembuatan hujan
11. Penggunaan sumber daya air untuk rekreasi.
Minggu, 09 Desember 2018
TUGAS 5 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA)
Sabtu, 24 November 2018
TUGAS 5
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA AIR (PSDA)
KONSEP
KUANTITAS DAN KUALITAS AIR
KUALITAS
DAN KUANTITAS AIR BERSIH UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN MANUSIA
Kualitas air
secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air
yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial
didalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak
membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air.
Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 % dari berat badannya. Tubuh
orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak
sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu
diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan
dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari
segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya
kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang
terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air
terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia
dapat berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai
sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.
Kata Kunci : Kualitas, Air, Manusia
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlahpenduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996: 3).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak.
Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat.
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya.
Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air (Razif, 2001:4). Persyaratan Kualitas Air Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis. Persyaratan Fisika Air Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut: Jernih atau tidak keruh Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh. Tidak berwarna Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. Rasanya tawar Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik. Tidak berbau Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. Temperaturnya normal Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro organisme. Tidak mengandung zat padatan Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air. Persyaratan Kimia Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahanvnonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup diperairan
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
3. Persyratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut: Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995) COD (Chemical Oxygen Demand) COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk. BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Standar Kualitas Air di Perairan Umum ( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 ) No ParameterSatuan Kadar Maksimum Golongan A Golongan B Golongan CGolongan D FISIKA
Kata Kunci : Kualitas, Air, Manusia
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlahpenduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996: 3).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak.
Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat.
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya.
Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air (Razif, 2001:4). Persyaratan Kualitas Air Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis. Persyaratan Fisika Air Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut: Jernih atau tidak keruh Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh. Tidak berwarna Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. Rasanya tawar Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik. Tidak berbau Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. Temperaturnya normal Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro organisme. Tidak mengandung zat padatan Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air. Persyaratan Kimia Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahanvnonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup diperairan
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
3. Persyratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut: Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995) COD (Chemical Oxygen Demand) COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk. BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Standar Kualitas Air di Perairan Umum ( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 ) No ParameterSatuan Kadar Maksimum Golongan A Golongan B Golongan CGolongan D FISIKA
1
Bau
-
-
-
-
-
2 Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1000 1000 1000 1000
3 Kekeruhan Skala NTU 5
4 Rasa -
5 Warna Skala TCU 15
6 Suhu oC Suhu udara
7 Daya Hantar Listrik Umhos/cm2250
KIMIA anorganik
1 Air raksa Mg/lt 0.001 0.001 0.002 0.005
2 Aluminium Mg/lt 0.2 -
3 Arsen Mg/lt 0.005 0.05 1 1
4 Barium Mg/lt 1 1
5 Besi Mg/lt 0.3 5
6 Florida Mg/lt 0.5 1.5 1.5
7 Kadmium Mg/lt 0.005 0.01 0.01 0.01
8 Kesadahan CaCO3 Mg/lt 500
9 Klorida Mg/lt 250 600 0.003
10 Kromium valensi 6 Mg/lt 0.005 0.05 0.05 1
11 Mangan Mg/lt 0.1 0.5 2
12 Natriun Mg/lt 200 60
13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10
14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1.0 1 0.06
15 Perak Mg/lt 0.05
16 .pH 6.5 – 8.5 5 – 9 6 – 9 5 – 9
17 Selenium Mg/lt 0.01 0.01 0.05 0.05
18 Seng Mg/lt 5 5 0.02 2
19 Sianida Mg/lt 0.1 0.1 0.02
20 Sulfat Mg/lt 400 400
21 Sulfida sebagao H2S Mg/lt 0.05 0.1 0.002
22 Tembaga Mg/lt 1.0 1 0.02 0.1
23 Timbal Mg/lt 0.05 0.01 0.03 1
24 Oksigen terlarut (DO) Mg/lt - >=6 >3
25 Nikel Mg/lt - 0.5
26 SAR (Sodium Absortion Ratio) Mg/lt -1.5 – 2.5
Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin Mg/lt 0.0007 0.017
2 Benzona Mg/lt 0.01
3 Benzo (a) Pyrene Mg/lt 0.00001
4 Chlordane (total isomer) Mg/lt 0.0003
5 Chlordane Mg/lt 0.03 0.003
6 2,4 D Mg/lt 0.10
7 DDT Mg/lt 0.03 0.042 0.002
8 Detergent Mg/lt 0.5
9 1,2 Dichloroethane Mg/lt 0.01
10 1,1 Dichloroethane Mg/lt 0.0003
11 Heptachlor heptachlor epoxide Mg/lt 0.003 0.018
12 Hexachlorobenzene Mg/lt 0.00001
13 Lindane Mg/lt 0.004 0.056
14 Metoxychlor Mg/lt 0.03 0.035
15 Pentachlorophenol Mg/lt 0.01
16 Pestisida total Mg/lt 0.1
17 2,4,6 Trichlorophenol Mg/lt 0.01
18 Zat Organik (KMnO4) Mg/lt 10
19 Endrin Mg/lt - 0.001 0.004
20 Fenol Mg/lt - 0.002 0.001
21 Karbon kloroform ekstrak Mg/lt - 0.05
22 Minyak dan lemak Mg/lt - Nihil 1
23 Organofosfat dan carbanat Mg/lt - 0.1 0.1
24 PCD Mg/lt - Nihil
25 Senyawa aktif biru metilen Mg/lt - 0.5 0.2
26 Toxaphene Mg/lt - 0.005
27 BHC Mg/lt - 0.21
Mikrobiologik
1 Koliform tinja Jml/100ml 0 2000
2 Total koliform Jml/100ml 3 10000
Radioaktivitas
1 Gross Alpha activity Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
2 Gross Beta activity Bq/L 1.0 1.0 1.0 1.0
Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number (MPN) dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti Actinomycetes dan Cladocera (Soewarno. 2002).
Persyaratan Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Air Minum
E. coli atau Fecal coli Jumlah per 100 ml sampel 0 Air yang masuk sistem distribusi
E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml sampel 0 Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel 0 Air pada sistem distribusi
E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml sampel 0 Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel 0
2 Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1000 1000 1000 1000
3 Kekeruhan Skala NTU 5
4 Rasa -
5 Warna Skala TCU 15
6 Suhu oC Suhu udara
7 Daya Hantar Listrik Umhos/cm2250
KIMIA anorganik
1 Air raksa Mg/lt 0.001 0.001 0.002 0.005
2 Aluminium Mg/lt 0.2 -
3 Arsen Mg/lt 0.005 0.05 1 1
4 Barium Mg/lt 1 1
5 Besi Mg/lt 0.3 5
6 Florida Mg/lt 0.5 1.5 1.5
7 Kadmium Mg/lt 0.005 0.01 0.01 0.01
8 Kesadahan CaCO3 Mg/lt 500
9 Klorida Mg/lt 250 600 0.003
10 Kromium valensi 6 Mg/lt 0.005 0.05 0.05 1
11 Mangan Mg/lt 0.1 0.5 2
12 Natriun Mg/lt 200 60
13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10
14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1.0 1 0.06
15 Perak Mg/lt 0.05
16 .pH 6.5 – 8.5 5 – 9 6 – 9 5 – 9
17 Selenium Mg/lt 0.01 0.01 0.05 0.05
18 Seng Mg/lt 5 5 0.02 2
19 Sianida Mg/lt 0.1 0.1 0.02
20 Sulfat Mg/lt 400 400
21 Sulfida sebagao H2S Mg/lt 0.05 0.1 0.002
22 Tembaga Mg/lt 1.0 1 0.02 0.1
23 Timbal Mg/lt 0.05 0.01 0.03 1
24 Oksigen terlarut (DO) Mg/lt - >=6 >3
25 Nikel Mg/lt - 0.5
26 SAR (Sodium Absortion Ratio) Mg/lt -1.5 – 2.5
Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin Mg/lt 0.0007 0.017
2 Benzona Mg/lt 0.01
3 Benzo (a) Pyrene Mg/lt 0.00001
4 Chlordane (total isomer) Mg/lt 0.0003
5 Chlordane Mg/lt 0.03 0.003
6 2,4 D Mg/lt 0.10
7 DDT Mg/lt 0.03 0.042 0.002
8 Detergent Mg/lt 0.5
9 1,2 Dichloroethane Mg/lt 0.01
10 1,1 Dichloroethane Mg/lt 0.0003
11 Heptachlor heptachlor epoxide Mg/lt 0.003 0.018
12 Hexachlorobenzene Mg/lt 0.00001
13 Lindane Mg/lt 0.004 0.056
14 Metoxychlor Mg/lt 0.03 0.035
15 Pentachlorophenol Mg/lt 0.01
16 Pestisida total Mg/lt 0.1
17 2,4,6 Trichlorophenol Mg/lt 0.01
18 Zat Organik (KMnO4) Mg/lt 10
19 Endrin Mg/lt - 0.001 0.004
20 Fenol Mg/lt - 0.002 0.001
21 Karbon kloroform ekstrak Mg/lt - 0.05
22 Minyak dan lemak Mg/lt - Nihil 1
23 Organofosfat dan carbanat Mg/lt - 0.1 0.1
24 PCD Mg/lt - Nihil
25 Senyawa aktif biru metilen Mg/lt - 0.5 0.2
26 Toxaphene Mg/lt - 0.005
27 BHC Mg/lt - 0.21
Mikrobiologik
1 Koliform tinja Jml/100ml 0 2000
2 Total koliform Jml/100ml 3 10000
Radioaktivitas
1 Gross Alpha activity Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
2 Gross Beta activity Bq/L 1.0 1.0 1.0 1.0
Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number (MPN) dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti Actinomycetes dan Cladocera (Soewarno. 2002).
Persyaratan Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Air Minum
E. coli atau Fecal coli Jumlah per 100 ml sampel 0 Air yang masuk sistem distribusi
E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml sampel 0 Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel 0 Air pada sistem distribusi
E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml sampel 0 Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel 0
Bagi manusia
air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat bahwa berbagai penyakit
dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya, maka tujuan utama
penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit
yang dibawah oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas kualitasnya pun
harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi baik kuantitas
maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut
terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas air minum agar
tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI No
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum
(Depkes, 2002)
Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut Sunjaya adalah:
Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
b. Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30 liter / orang perhari.
c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut :
Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut Sunjaya adalah:
Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
b. Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30 liter / orang perhari.
c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut :
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).
5. Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu (1)Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. (2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia. (3). Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.
Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan desinfektan, sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50. danau NTU (Nephelometric Turbidity Unit) Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa. (Linsay, 1995)
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).
5. Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu (1)Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. (2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia. (3). Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.
Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan desinfektan, sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50. danau NTU (Nephelometric Turbidity Unit) Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa. (Linsay, 1995)
Langganan:
Postingan (Atom)
Tugas VIII REKLANTAS
Mampu memahami dan mahir menghitung traffic signal Untuk mencapai tujuan tersebut, APILL harus dirancang dan dioperasikan dengan benar ...